Meningkatkan Self Disclosure Siswa Menengah Kejuruan Menuju Era Society 5.0 dengan Art Psychotherapy

Helda Yusfarina Anggraini, Nina Permata Sari, Ali Rachman

Abstract

Abstract: Self Disclosure is essential for every individual to freely express himself and improve his emotional, cognitive, physical, and spiritual well-being. Art Psychotherapy can be used to increase Self Disclosure. This study aimed to determine the effectiveness of Art Psychotherapy in increasing Vocational high school students' Self Disclosure. A quasi-experimental design is used in this quantitative study. A total of six students of the eleventh grade Music Skills Program at SMK Negeri 4 Banjarmasin became the research sample selected using the purposive sampling technique. Art Psychotherapy is a treatment that is used and given in four meetings. The measuring instrument uses a scale of self-disclosure that has been tested for validity and reliability. Data analysis technique using Mann Whitney U Test and Wilcoxon Test. The result shows differences in the level of Self Disclosure before and after being given treatment. Overall, the technique is Art Psychotherapy effective for increasing Self Disclosure in vocational high school students.


Abstrak: Self Disclosure penting untuk dimiliki oleh setiap individu agar dapat dengan bebas mengekspresikan diri dan meningkatkan kesejahteraan emosional, kognitif, fisik, serta spiritual dalam diri. Penggunaan teknik Art Psychotherapy dapat meningkatkan Self Disclosure. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan Art Psychotherapy dalam meningkatkan Self Disclosure siswa SMK. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan quasi experimental design. Enam siswa kelas XI Program Keahlian Seni Musik SMK Negeri 4 Banjarmasin menjadi sampel penelitian yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Art Psychotherapy adalah treatment yang digunakan dan diberikan sebanyak empat kali pertemuan. Alat ukur menggunakan skala Self Disclosure yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data menggunakan Mann Whitney U Test dan Wilcoxon Test. Hasil penelitian yang didapatkan yakni terdapat perbedaan tingkat Self Disclosure sebelum dan sesudah diberikan treatment. Secara keseluruhan, teknik Art Psychotherapy efektif untuk meningkatkan Self Disclosure pada siswa sekolah menengah kejuruan.

References

Afdhal, F., Chundrayetti, E., & Deswita, D. (2021). Systematic Review: Intervensi Terapi Musik terhadap Kemampuan Interaksi Sosial pada Anak Autisme. Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 9(2), 243–250.

Arslan, N., & Kiper, A. (2018). Self-Disclosure and Internet Addiction. Malaysian Online Journal of Educational Technology, 6(1), 56–63.

Attrill, A. (2012). Sharing Only Parts of Me: Selective Categorical Self-Disclosure Across Internet Arenas. International Journal of Internet Science, 7(1).

Daryanto, M. F. (2015). Bimbingan Konseling Panduan Guru BK dan Guru Umum. Yogyakarta: Gava Media.

Evans, K., & Dubowski, J. (2001). Art therapy with children on the autistic spectrum: Beyond words. Jessica Kingsley Publishers.

Geraldina, A. M. (2017). Terapi Musik: Bebas Budaya atau Terikat Budaya? Buletin Psikologi, 25(1), 45–53.

Glozman, J. M., & Naumova, V. A. (2014). Art-therapy as a method for mobilizing personal resources in the elderly. Psychology in Russia, 7(3), 80.

Gussak, D. E., & Rosal, M. L. (2015). The Wiley handbook of art therapy. John Wiley & Sons.

Irwansyah. (2019). Komunikasi Bermediasi dalam Masyarakat 5.0. Retrieved from http://m.mediaindonesia.com/opini/213626/komunikasi-bermediasi-dalam-masyarakat-50&sa

Ispriantari, A. (2015). Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Remaja (13-18 Tahun) Yang Dirawat Inap. Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti, 3(3), 6–11.

Johan, S., Johari, K. S. K., Al Sayed, S. M. A., Mohamad, N. H. A. R., & Zubir, N. M. (2018). Effects of Using Expressive Arts Therapy in Group Counseling on Managing Delinquent Adolescents’ Anger. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, 8(12), 2201–2293.

Jones, J. P., Walker, M. S., Drass, J. M., & Kaimal, G. (2018). Art therapy interventions for active duty military service members with post-traumatic stress disorder and traumatic brain injury. International Journal of Art Therapy, 23(2), 70–85.

Karyanti. (2018). Dance Counseling. Yogyakarta: Deepublish.

Muthmainnah, M. (2017). PERANAN TERAPI MENGGAMBAR SEBAGAI KATARSIS EMOSI ANAK. Jurnal Pendidikan Anak, 4(1), 524–529. https://doi.org/10.21831/jpa.v4i1.12338

Needs, G. (2012). Art therapy: Foundation and form. InsideArts.

Nurcahyanti, D. (2017). Pendekatan art therapy pada mahasiswa yang mengalami academic burnout. University of Muhammadiyah Malang.

Pinakesti, A. R. A. (2016). Self-disclosure dan stres pada mahasiswa. University of Muhammadiyah Malang.

Poluakan, M. V., Dikayuana, D., Wibowo, H., & Raharjo, S. T. (2019). Potret Generasi Milenial pada Era Revolusi Industri 4.0. Focus: Jurnal Pekerjaan Sosial, 2(2), 187–197.

Raharja, H. Y. (2019). Relevansi pancasila era industry 4.0 dan society 5.0 di pendidikan tinggi vokasi. Journal Of Digital Education, Communication, And Arts (Deca), 2(1), 11–20.

Rains, S. A., Brunner, S. R., & Oman, K. (2016). Self-disclosure and new communication technologies: The implications of receiving superficial self-disclosures from friends. Journal of Social and Personal Relationships, 33(1), 42–61.

Sasikirana, V. (2020). Urgensi Merdeka Belajar Di Era Revolusi Industri 4.0 Dan Tantangan Society 5.0. E-Tech: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 8(2).

Taniredja, T., & Mustafidah, H. (2012). Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Treisman, K. (2019). A kaleidoscope of ways of using art therapy within child-based contexts. International Journal of Art Therapy, Vol. 24, pp. 97–99. Taylor & Francis.

Widiawati, S. (2017). Pengaruh Terapi Musik terhadap Perkembangan Komunikasi Anak Autis di Kiddy Autism Centre Kota Jambi Tahun 2011. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 14(2), 113–116.

Winarti, E. (2012). Pengembangan keperibadian: Self Disclosure-Interpersonal Skills-Ethichs. Lentara Ilmu Cendekia.

Xiao, A. (2018). Konsep Interaksi Sosial Dalam Komunikasi, Teknologi, Masyarakat. Jurnal Komunika: Jurnal Komunikasi, Media Dan Informatika, 7(2), 94–99.

Yosephine, Y., Satiadarma, M. P., & Theresia, Y. (2019). Pengaruh Terapi Musik Terhadap Penurunan Perilaku Agresi Pada Remaja. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, Dan Seni, 3(2), 509–519.

Yuliana, A. R., Pujiastuti, S. E., & Hartati, E. (2020). Efektivitas Terapi Musik Klasik dalam Meningkatkan Emosi Anak Sekolah Dasar. Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama, 9(1), 46–56.

Authors

Helda Yusfarina Anggraini
1710123220010@mhs.ulm.ac.id (Primary Contact)
Nina Permata Sari
Ali Rachman
Anggraini, H. Y., Sari, N. P., & Rachman, A. (2024). Meningkatkan Self Disclosure Siswa Menengah Kejuruan Menuju Era Society 5.0 dengan Art Psychotherapy. Buletin Konseling Inovatif, 1(2), 45–54. https://doi.org/10.17977/um059v1i22021p45-54

Article Details