PELATIHAN PRA-VOCATIONAL SKILLS BAGI GURU MUATAN LOKAL MATAPELAJARAN PRAKARYA
DOI:
https://doi.org/10.17977/um050v1i22018p142-149Keywords:
SMP Satu Atap, pra-vocational skills, muatan lokal, prakaryaAbstract
Masalah pemerataan pendidikan dasar di daerah terpencil antara lain dipecahkan
dengan pengadaan SMP Satu Atap, yaitu SMP yang didirikan dalam satu pengelolaan dengan
SD yang telah ada. Matapelajaran muatan lokal (mulok) di SMP Satu Atap menjadi sangat
strategis karena siswa banyak belajar dari lingkungannya. Namun, rendahnya kompetensi
profesional guru muatan lokal, menjadikan matapelajaran tersebut sebagai pelengkap yang
sering dikorbankan. Melalui pelatihan pra-vocational skills untuk pembelajaran muatan lokal
yang berbasis potensi lingkungan, kompetensi profesional guru akan meningkat. Kegiatan
ini dilakukan dengan metode magang di tempat kerja oleh guru muatan lokal dan dilanjutkan
dengan pendampingan praktik pembelajaran dari hasil magang. Hasilnya dapat disimpulkan:
(1) metode pelatihan dengan cara magang dapat meningkatkan kompetensi profesional guru
muatan lokal Prakarya; (2) pemilihan tempat magang yang sesuai dengan keterampilan yang
dibutuhkan, ketersediaan sarana pelatihan yang memadai, kedekatan jarak antara tempat magang
dengan tempat tinggal guru, serta ketersediaan biaya magang dan transportasi menjadi penentu
daya tarik dan semangat guru dalam mengikuti pelatihan; (3) jenis pra-vocational skills berbasis
potensi lingkungan yang dilatihkan adalah keterampilan kerajinan dan pengolahan; (4) hasil
pelatihan menjadi bekal efektif untuk membelajarkan pra-vocational skills kepada siswa, dan
pembelajaran dengan materi yang menarik dari hasil magang menjadi pendorong motivasi siswa
dalam belajar keterampilan; dan (5) produk karya siswa hasil pembelajaran muatan lokal dapat
menjadi produk unggulan sekolah yang dapat dipamerkan ke masyarakat umum.
References
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Direktorat Pendidikan
Dasar dan Menengah, Depdiknas.
Depdikbud. 2013. Kurikulum SMP, Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar Prakarya. Jakarta:
Pusat Pengembangan Kurikulum, Depdikbud.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Timur. 2007. Grand Design Pendidikan
Propinsi Jawa Timur Tahun 2008. Surabaya:
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi
Jawa Timur.
Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor
tahun 2006 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Penuntasan Wajib Belajar
Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan
Pemberantasan Buta Aksara. 2008. Jakarta:
Sekretariat Negara Republik Indonesia.
JPNN. 2011. Tekan Angka DO Bangun SD-SMP
Satu Atap, (Online), (www.jawapos.com),
diakses 3 Februari 2012.
Keputusan Bupati Malang Nomor 180i.1187/
KEP/421.013/2007 tentang Penetapan
Lembaga SD-SMP Satu Atap. 2008. Malang:
Pemkab Malang.
Keputusan Bupati Malang Nomor 180i.162/
KEP/421.013/ 2010 tentang Penetapan
Lembaga SD-SMP Satu Atap. 2011. Malang:
Pemkab Malang.
Ulfatin, N., Mukhadis, A., dan Imron, A. 2009.
Profil Wajar 9 Tahun dan Model Strategi
Penuntasannya pada Daerah Rawan Dropout
& tidak Melanjutkan ke Sekolah Lanjutan.
Laporan Penelitian. Malang: Lembaga
Penelitian Universitas Negeri Malang.
Ulfatin, N., Mukhadis, A., dan Imron, A. 2010.
Profil Wajib Belajar 9 Tahun dan Alternatif
Penuntasannya. Jurnal Ilmu Pendidikan,
(1), 23-29.
Ulfatin, N. 2005. Mengembangkan Life Skills di
Sekolah Menengah dan Tinggi. Makalah
disampaikan dalam Seminar Kolegial Jurusan
Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Ulfatin, N., dan Mukhadis, A. 2013. Kaji Tindak
Pembelajaran Muatan Lokal di SMP Satu
Atap untuk Meningkatkan Life Skills Siswa
di Daerah Terpencil. Laporan Kemajuan
Program IbM. Malang: LP2M Universitas
Negeri Malang
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Nurul Ulfatin, Amat Mukhadis
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 Generic License.